Zaman Modern ini ada-ada saja prilaku umat manusia khususnya Indonesia, disini kita akan membahas Gelar Haji untuk masyarakat Indonesia yang telah menunaikan ibadah Haji/Umroh. Gelar Ibadah ini banyak menjadi nilai negatif dalam sosialita yang banyak ditemui. Namun kita tetaplah berfikir positif apapun yang terjadi.
Secara sejarah Gelar Haji itu diberikan oleh kolonial belanda agar mudah mengetahui orang orang yang sudah menunaikan ibadah ke mekkah. Pemberian Gelar tersebut untuk kepentingan kolonial itu sendiri. Namun di era modern ini Gelar Ibadah Haji bukan saja menjadi suatu ibadah yang menjadi perintah oleh Keyakinan umat muslim. Ada sebagian kaum yang berjiwa sosialita dengan daya gengsi tinggi memanfaatkan gelar ibadah itu menjadi titik derajat ataupun nama besar yang sangat berpengaruh untuk kehidupan dan kepentingannya.
Bahkan pengalaman saya dikehidupan modern ini banyak umat manusia lebih ingin mendahulukan sosialitanya untuk gelar ibadah dari Belanda tersebut.
Ada yang mewajibkan namanya harus di sapa haji/hajjah
Ada yang mewajibkan menuliskan namanya harus menggunakan haji/hajjah
Ada yang mengindikasi pamer sudah ke mekkah atau naik haji berkali kali
Ada yang merasa lebih baik dan benar dengan memanfaatkan gelar ibadahnya tersebut.
Ada pula yang memanfaatkan gelarnya untuk menunjukan eksistensi derajatnya secara Ekonomi kalangan atas.
Namun sebagai umat yang bijak, kita harus terus berfikir positif agar para sosialita benar benar melakukan ibadah bukan maksud indikasi lain.
Saya rasa pembahasan kali ini cukup disini saja lebih dan kurang mohon maaf.
Terimakasih
Saya rasa pembahasan kali ini cukup disini saja lebih dan kurang mohon maaf.
Terimakasih
No comments:
Post a Comment